28 Oktober 2025
Action Plan Proyek Sales: Dari Ide ke Penjualan Nyata

Ubah ide jadi hasil nyata! Pelajari cara membuat action plan proyek sales yang terukur, anti-bocor detail klien, dan siap bawa revenue naik.
Apakah Anda merasa tim sales Anda punya ide proyek yang brilian, tapi implementasinya selalu "gantung" dan penjualan nyatanya tidak kunjung tiba?
Solusi untuk menjembatani jurang antara ide dan hasil nyata adalah memiliki action plan proyek yang detail, terukur, dan fokus pada pencegahan kebocoran detail klien biang keladi deal gagal dan churn klien.
Artikel ini dirancang khusus untuk para Account Executive (AE), Sales Manager, hingga Customer Success Manager (CSM) agar bisa mengubah setiap inisiatif proyek penjualan menjadi pendapatan yang terjamin dan retensi klien yang solid. Mari kita bedah langkah demi langkahnya!
Pilar Utama
Sebelum terjun ke medan perang B2B, tim Anda wajib memiliki fondasi action plan yang kokoh. Ini bukan hanya soal daftar tugas, melainkan peta jalan yang menghubungkan tujuan besar dengan aktivitas harian tim.
1. Dari Visi ke Metrik Terukur
Setiap action plan proyek harus dimulai dengan tujuan yang jelas menggunakan framework SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound).
Tujuan Proyek SMART (Contoh)
| Komponen | Sales Goal (AE/Manajer) | CS Goal (CSM) |
|---|---|---|
| S (Spesifik) | Menutup 5 deal baru dari sektor Fintech dengan nilai rata-rata $10K. | Menurunkan churn rate dari 10% menjadi 5% di kuartal berikutnya. |
| M (Terukur) | Pipeline harus diisi minimal $100K dalam 6 minggu. | Peningkatan Client Health Score minimal 20% untuk 15 klien berisiko tinggi. |
| A (Dapat Dicapai) | Disesuaikan dengan kapasitas tim dan sumber daya yang ada. | Disesuaikan dengan program retensi yang realistis. |
| R (Relevan) | Sejalan dengan target pendapatan perusahaan. | Berkontribusi langsung pada Net Retention Rate (NRR) perusahaan. |
| T (Berbatas Waktu) | Selesai dalam 90 hari kerja. | Laporan progres mingguan selama 3 bulan. |
2. Segmentasi Pasar dan ICP yang Jelas

Transform Your Meetings into Text Effortlessly
support for zoom, Google Meet, and Teams meetings
Jangan buang waktu menembak target yang salah. Untuk konteks b2b yang berhasil, Anda harus mendefinisikan Ideal Customer Profile (ICP) secara presisi.
Dikutip dari SuperOffice, 2024, di mana organisasi dengan ICP yang kuat mencapai win rate 68% lebih tinggi daripada yang tidak.
Langkah Definisi ICP:
-
Geografi: Lokasi dan batasan regulasi.
-
Industri Vertikal: Contoh: SaaS, Logistik, Manufaktur.
-
Ukuran Perusahaan: Berdasarkan jumlah karyawan atau pendapatan tahunan.
-
Tantangan (Pain Points): Apa masalah terbesar mereka yang bisa diselesaikan produk Anda? (Ini adalah detail klien paling krusial yang tidak boleh hilang!)
Merancang Action Plan Tim Sales B2B yang Anti-Gagal
Membuat action plan tim sales yang efektif berarti membagi proyek besar menjadi langkah-langkah kecil yang dapat ditindaklanjuti, dengan fokus khusus pada akuisisi data klien yang akurat.
Tahap 1: Discovery yang Mendalam dan Pengamanan Data
Ini adalah tahap di mana AE mengumpulkan detail klien. Action Plan harus memastikan data ini segera diabadikan di CRM, bukan di catatan pribadi.
| Kegiatan Sales | Fokus Pengamanan Detail Klien | Target AE |
|---|---|---|
| Panggilan Discovery | Dapatkan 3 pain points teratas klien. Tanyakan tentang budget, authority, need, and timeline (BANT) secara spesifik. | Isi minimal 5 kolom detail klien di CRM setelah panggilan. |
| Pemetaan Stakeholder | Identifikasi Decision Maker, Influencer, dan Blocker. Catat preferensi komunikasi setiap individu. | Buat diagram stakeholder di CRM untuk setiap deal di atas $20K. |
| Mengevaluasi Kebutuhan | Kaitkan setiap fitur produk dengan solusi untuk pain points yang dicatat. | Kirim email rangkuman yang memuat poin-poin krusial (sebagai catatan terekam). |
Tahap 2: Strategi Engagement dan Nurturing
Action plan harus mencakup bagaimana tim akan menjaga deal tetap bergerak dan klien tetap bahagia.
-
Personalisasi Konten: AE harus mengirim studi kasus yang spesifik berdasarkan industri klien (ICP) yang sudah ditetapkan.
-
Touchpoints Terjadwal: Tentukan frekuensi komunikasi: email mingguan, panggilan check-in dua mingguan, dan meeting bulanan.
-
Pelibatan CSM: Untuk deal besar, CSM harus mulai terlibat dalam fase akhir pra-penjualan untuk memberikan keyakinan pada klien tentang kualitas dukungan.
Tahap 3: Alokasi Sumber Daya dan Timeline Proyek
Manajer Sales bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya (waktu, budget, dukungan teknis) sesuai action plan.
Tabel Alokasi Waktu Proyek 90 Hari
| Fase Proyek | Durasi (Hari Kerja) | Fokus Utama (Manajer/AE) | Deliverables Utama |
|---|---|---|---|
| Perencanaan Awal | Hari 1-5 | Memfinalisasi ICP dan menyiapkan materi sales. | Dokumen Action Plan Proyek, Daftar Target Akun. |
| Outreach dan Discovery | Hari 6-30 | Menghubungi target, mengisi pipeline, dan mengumpulkan detail klien. | Minimal 20 qualified leads di CRM dengan BANT terisi. |
| Closing dan Negosiasi | Hari 31-60 | Fokus coaching pada deal yang sudah di tahap proposal/negosiasi. | 3-5 Deal Ditutup (Initial Target). |
| Handover ke CS & Review | Hari 61-90 | Memastikan transisi klien baru berjalan mulus (Zero Detail Loss). | Review Proyek Akhir, Laporan Win/Loss Analysis. |
Action Plan Proyek dan Peran Spesifik Tim
Keberhasilan action plan terletak pada kejelasan peran. Terutama untuk action plan tim sales, AE dan CSM harus bekerja berdampingan.
1. Peran Account Executive (AE) dan Sales Manager (Closing)
AE adalah eksekutor, dan Manajer adalah pelatih sekaligus pemecah blocker.
- AE Wajib:
-
Mengikuti alur timeline proyek 90 hari.
-
Mencatat detail klien secara real-time saat panggilan.
-
Memastikan tidak ada deal yang "stuck" tanpa ada next step terukur di CRM.
- Manajer Wajib:
-
Melakukan weekly pipeline review dengan fokus: “What specific detail are we missing to close this deal?”
-
Memberikan coaching spesifik, bukan sekadar menanyakan status.
2. Peran Customer Success Manager (CSM) (Retention & Data Integrity)
CSM adalah penjaga benteng. Data yang dikumpulkan AE adalah amunisi CSM untuk retensi. Masalah churn sering terjadi karena detail onboarding yang buruk.
- CSM Wajib:
-
Mengecek onboarding detail klien dari catatan AE di CRM. Jika detail kurang, segera hubungi AE.
-
Menciptakan Action Plan Retensi yang spesifik per klien (bukan satu template).
-
Melakukan Quarterly Business Review (QBR) yang berfokus pada hasil yang disepakati di awal penjualan.
Menurut laporan dari Bain & Company, meningkatkan retensi pelanggan sebesar 5% dapat meningkatkan keuntungan sebesar 25% hingga 95%. Retensi ini dimulai dari kualitas data di tahap penjualan.
Mengatasi Krisis Data: Mengamankan Detail Klien
Inilah inti dari masalah: kehilangan detail klien yang krusial saat handover dari Sales ke CS, atau saat deal review.
Framework Review Proyek Berbasis Data
Ganti rapat laporan mingguan yang membosankan dengan review data yang ketat. Gunakan kerangka ini saat membahas setiap deal atau klien:
-
Data Terakhir: Apa 3 hal baru yang Anda pelajari tentang klien/prospek minggu ini?
-
Detail Kritis Hilang: Detail apa (misalnya: tanggal persetujuan legal, nama kontak Finance) yang belum ada di CRM?
-
Tindakan Terukur: Apa 3 tindakan spesifik yang akan Anda lakukan sebelum rapat berikutnya?
-
Hambatan (Blocker): Apa satu hambatan yang hanya bisa diselesaikan oleh Manajer?
Penting: Setiap data baru, setiap keputusan klien, dan setiap detail pain point yang muncul harus segera dicatat. Disiplin data adalah nafas dari action plan tim sales yang sukses.
Teknologi sebagai Solusi Kebocoran Data
Mengandalkan memori atau catatan manual hanya akan memperparah masalah kehilangan detail. Solusi terbaik adalah mengintegrasikan alat yang menangkap informasi rapat secara otomatis.
Hal ini memungkinkan tim Anda untuk:
-
Mendapatkan notulen rapat yang lengkap tanpa harus mencatat manual.
-
Memastikan Action Items langsung terdistribusi kepada yang bertanggung jawab.
-
Memiliki catatan klien yang seragam dan mudah dicari, sehingga AE dan CSM dapat berkolaborasi tanpa kehilangan konteks.
Kesimpulan
Action plan proyek yang efektif adalah blueprint yang memastikan setiap langkah dari ide hingga closing terstruktur dan terukur.
Dengan fokus pada perencanaan yang detail, pelaksanaan action plan tim sales yang disiplin, dan pengamanan detail klien melalui data integrity yang ketat, tim Anda tidak hanya akan menutup deal lebih banyak tetapi juga membangun fondasi retensi klien jangka panjang, terutama dalam konteks b2b yang kompleks.
Stop Buang Waktu dan Closing Deals Gagal!
Masalah kehilangan detail klien adalah masalah dokumentasi! Pastikan setiap insight dan action item dari sales meeting Anda tercatat sempurna.
Segera berlangganan notulensi untuk mengotomatisasi notulensi rapat, memastikan semua detail penting klien terekam akurat, dan langsung terintegrasi dengan alur kerja tim Penjualan dan Customer Success Anda. Jual lebih banyak dan hentikan churn sekarang juga!
Kunjungi notulensi.id dan amankan detail klien Anda!
Daftar Tags
Kesulitan Mencatat Hasil Rapat?
Ubah audio dan video menjadi teks secara mudah dan cepat
Gabung dan dapatkan informasi diskon Transkripsi

Meningkatkan Produktivitas di Kantor dengan To-Do List Rapat Otomatis
Artikel ini membahas bagaimana to-do list rapat otomatis dapat meningkatkan produktivitas di kantor, termasuk studi kasus tentang Widya Notulensi.
2025-10-30
by
Daffa
Meningkatkan Produktivitas di Kantor dengan Follow-up Rapat AI
Artikel ini membahas bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas di kantor melalui notulen rapat otomatis.
2025-10-30
by
Daffa
Meningkatkan Produktivitas di Kantor: Ringkasan Tugas Rapat
Artikel ini membahas tentang cara meningkatkan produktivitas di kantor dengan menekankan pentingnya notulen rapat otomatis.
2025-10-30
by
Daffa
Buat Notulen
Rapat Online
Praktis dan Cepat
Dapatkan rangkuman, poin penting, serta catatan dari rapat online dengan hasil yang akurat dan cepat dengan Notulensi.id.